Ahad, 3 Januari 2010

KISAH SEORANG KRISTIAN MASUK ISLAM

Alkisah disebutkan bahawa di kota Array terdapat Qadhi yang kaya-raya. Suatu hari kebetulan hari Asyura' datanglah seorang miskin meminta sedekah. Berkatalah si miskin tadi, "Wahai tuan Qadhi, adalah saya seorang miskin yang mempunyai tanggungan keluarga. Demi kehormatan dan kemuliaan hari ini, saya meminta pertolongan daripada tuan, maka berilah saya sedekah sekadarnya berupa sepuluh keping roti, lima potong daging dan duit dua dirham." Qadhi menjawab, "Datanglah selepas waktu zohor!"

Selepas sembahyang zohor orang miskin itu pun datang demi memenuhi janjinya. Sayangnya si Qadhi kaya itu tidak menepati janjinya dan menyuruh si miskin datang lagi selepas sembahyang Asar. Apabila dia datang selepas waktu yang dijanjikan untuk kali keduanya itu, ternyata si Qadhi tidak memberikan apa-apa. Maka beredarlah simiskin dari rumah si Qadhi dengan penuh kecewa. Di waktu si miskin jalan mencari-cari, ia melintas di depan seorang kristian sedang duduk-duduk di hadapan rumahnya. Kepada orang Kristian itu si miskin minta sedekah, "Tuan, demi keagungan dan kebesaran hari ini berilah saya sedekah untuk menyara keluarga saya."

Si Kristian bertanya, "Hari apakah hari ini?" "Hari ini hari Asyura", kata si miskin, sambil menerangkan keutamaan dan kisah-kisah hari Asyura'. Rupanya orang Kristian itu sangat tertarik mendengar cerita si peminta sedekah dan hatinya berkenan untuk memberi sedekah. Berkata si Kristian, "Katakan apa hajatmu padaku!" Berkata si peminta sedekah, "Saya memerlukan sepuluh keping roti, lima ketul daging dan wang dua dirham sahaja." Dengan segera ia memberi si peminta sedekah semua keperluan yang dimintanya. Si peminta sedekah pun balik dengan gembira kepada keluarganya. Adapun Qadhi yang kedekut telah bermimpi di dalam tidurnya.

"Angkat kepalamu!" kata suara dalam mimpinya. Sebaik sahaja ia mengangkat kepala, tiba-tiba tersergam di hadapan matanya dua buah bangunan yang cantik. Sebuah bangunan diperbuat dari batu-bata bersalut emas dan sebuah lagi diperbuat daripada yaqut yang berkilau-kilauan warnanya. Ia bertanya, "Ya Tuhan, untuk siapa bangunan yang sangat cantik ini?" Terdengar jawapan, "Semua bangunan ini adalah untuk kamu andaikan sahaja kamu mahu memenuhi hajat si peminta sedekah itu. Kini bangunan itu dimiliki oleh seorang Kristian."

Apabila Qadhi bangun dari tidurnya,iapun pergi kepada Kristian yang dimaksudkan dalam mimpinya. Qadhi bertanya kepada si Kristian, "Amal apakah gerangan yang kau buat semalam hingga kau dapat pahala dua buah bangunan yang sangat cantik?" Orang Kristian itu pun menceritakan tentang amal yang diperbuatnya bahawa ia telah bersedekah kepada fakir miskin yang memerlukannya pada hari Asyura' itu.
Kata Qadhi, "Juallah amal itu kepadaku dengan harga seratus ribu dirham." Kata si Kristian, "Ketahuilah wahai Qadhi, sesungguhnya amal baik yang diterima oleh Allah tidak dapat diperjual-belikan sekalipun dengan harga bumi serta seisinya." Kata Qadhi, "Mengapa anda begitu kedekut, sedangkan anda bukan seorang Islam?"
Ketika itu juga orang Kristian itu membuang tanda salibnya dan mengucapkan dua kalimah syahadat serta mengakui kebenaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad s.a.w.

hebatnyew seorang mukmin

saya petik cter nie dr blog seorang hmba ALLAH..sksikanlah ape yg menarik tntng seorang mukmin sejati tntng penghayatannye sbg seorng pemuda islam..bagaimana dgn kita? 'tepuk dada,tanye iman'...

Ada seorang pemuda Arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan dia mampu mendalaminya. Selain belajar, dia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, dia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah s.w.t. memberinya hidayah masuk Islam.

Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar dia turut masuk ke dalam gereja. Mula mula dia keberatan, namun karena desakan akhirnya pemuda itu pun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka.

Ketika paderi masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk. Di saat itu, si paderi agak terbeliak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, "Di tengah kita ada seorang Muslim. Aku harap dia keluar dari sini."
Pemuda Arab itu tidak bergerak dari tempatnya. Paderi tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun dia tetap tidak bergerak dari tempatnya. Hingga akhirnya paderi itu berkata, "Aku minta dia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya." Barulah pemuda ini beranjak keluar.

Di ambang pintu, pemuda bertanya kepada sang paderi, "Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang Muslim?"

Paderi itu menjawab, "Dari tanda yang terdapat di wajahmu."

Kemudian dia beranjak hendak keluar. Namun, paderi ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memalukan pemuda tersebut dan sekaligus mengukuhkan ugamanya. Pemuda Muslim itupun menerima tentangan debat tersebut.

Paderi berkata, "Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat."

Si pemuda tersenyum dan berkata, "Silakan!"

Sang paderi pun mulai bertanya, "Sebutkan satu yang tiada duanya, dua yang tiada tiganya, tiga yang tiada empatnya, empat yang tiada limanya, lima yang tiada enamnya, enam yang tiada tujuhnya, tujuh yang tiada delapannya, delapan yang tiada sembilannya, sembilan yang tiada sepuluhnya, sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh, sebelas yang tiada dua belasnya, dua belas yang tiada tiga belasnya, tiga belas yang tiada empat belasnya."

"Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh! Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya? Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!"


Paparan Profil
« pada: 11 June, 2007, 11:02:16 PM »


assalamualaikum

saya petik cter nie dr blog seorang hmba ALLAH..sksikanlah ape yg menarik tntng seorang mukmin sejati tntng penghayatannye sbg seorng pemuda islam..bagaimana dgn kita? 'tepuk dada,tanye iman'...

Ada seorang pemuda Arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan dia mampu mendalaminya. Selain belajar, dia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, dia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah s.w.t. memberinya hidayah masuk Islam.

Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar dia turut masuk ke dalam gereja. Mula mula dia keberatan, namun karena desakan akhirnya pemuda itu pun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka.

Ketika paderi masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk. Di saat itu, si paderi agak terbeliak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, "Di tengah kita ada seorang Muslim. Aku harap dia keluar dari sini."

Pemuda Arab itu tidak bergerak dari tempatnya. Paderi tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun dia tetap tidak bergerak dari tempatnya. Hingga akhirnya paderi itu berkata, "Aku minta dia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya." Barulah pemuda ini beranjak keluar.

Di ambang pintu, pemuda bertanya kepada sang paderi, "Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang Muslim?"

Paderi itu menjawab, "Dari tanda yang terdapat di wajahmu."

Kemudian dia beranjak hendak keluar. Namun, paderi ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memalukan pemuda tersebut dan sekaligus mengukuhkan ugamanya. Pemuda Muslim itupun menerima tentangan debat tersebut.

Paderi berkata, "Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat."

Si pemuda tersenyum dan berkata, "Silakan!"

Sang paderi pun mulai bertanya, "Sebutkan satu yang tiada duanya, dua yang tiada tiganya, tiga yang tiada empatnya, empat yang tiada limanya, lima yang tiada enamnya, enam yang tiada tujuhnya, tujuh yang tiada delapannya, delapan yang tiada sembilannya, sembilan yang tiada sepuluhnya, sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh, sebelas yang tiada dua belasnya, dua belas yang tiada tiga belasnya, tiga belas yang tiada empat belasnya."

"Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh! Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya? Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!"

"Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diazab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api? Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang diazab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?"

"Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar! Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?"

Mendengar pertanyaan tersebut, pemuda itu tersenyum dengan keyakinan kepada Allah.

Setelah membaca Basmalah dia berkata,

-Satu yang tiada duanya ialah Allah s.w.t..

-Dua yang tiada tiganya ialah Malam dan Siang. Allah s.w.t. berfirman, "Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami)."
(Al-Isra': 12).

-Tiga yang tiada empatnya adalah kesilapan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.

-Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur'an.

- Lima yang tiada enamnya ialah Solat lima waktu.

-Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah Hari ketika Allah s.w.t. menciptakan makhluk.

-Tujuh yang tiada delapannya ialah Langit yang tujuh lapis. Allah s.w.t. berfirman, "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang." (Al-Mulk: 3).

-Delapan yang tiada sembilannya ialah Malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah s.w.t. berfirman, "Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat men-junjung 'Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka." (Al-Haqah: 17).

-Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Musa yaitu: tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang.*

-Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah Kebaikan. Allah s.w.t. berfirman, "Barang siapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat." (Al-An'am: 160).

-Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah Saudara-Saudara Nabi Yusuf .

-Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah Mu'jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah, "Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.' Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air." (Al-Baqarah: 60).

-Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah Saudara Nabi Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.

-Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Subuh. Allah s.w.t. ber-firman, "Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing." (At-Takwir: 18).

-Kuburan yang membawa isinya adalah Ikan yang menelan Nabi Yunus AS.

-Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Nabi Yusuf , yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala." Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, " tak ada cercaan terhadap kamu semua." Dan ayah mereka Ya'qub berkata, "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Yusuf:98)

-Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara Keledai. Allah s.w.t. berfirman, "Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai." (Luqman: 19).

-Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapa dan ibu adalah Nabi Adam, Malaikat, Unta Nabi Shalih dan Kambing Nabi Ibrahim.

-Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diazab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah s.w.t. berfirman, "Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim." (Al-Anbiya': 69).

-Makhluk yang terbuat dari batu adalah Unta Nabi Shalih, yang diazab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ashabul Kahfi (penghuni gua).
-Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah Tipu Daya wanita, sebagaimana firman Allah s.w.t.? "Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar." (Yusuf: 28).

-Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah Tahun, Ranting adalah Bulan, Daun adalah Hari dan Buahnya adalah Solat yang lima waktu, Tiga dikerjakan di malam hari dan Dua di siang hari.

Paderi dan para hadirin merasa takjub mendengar jawapan pemuda Muslim tersebut. Kemudian dia pun mula hendak pergi. Namun dia mengurungkan niatnya dan meminta kepada paderi agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh paderi.

Pemuda ini berkata, "Apakah kunci surga itu?" mendengar pertanyaan itu lidah paderi menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rupa wajahnya pun berubah. Dia berusaha menyembunyikan kekuatirannya, namun tidak berhasil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun dia cuba mengelak.

Mereka berkata, "Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya dia jawab, sementara dia hanya memberi cuma satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya!"

Paderi tersebut berkata, "Sesungguh aku tahu jawapannya, namun aku takut kalian marah."

Mereka menjawab, "Kami akan jamin keselamatan anda. "

Paderi pun berkata, "Jawapannya ialah: Asyhadu An La Ilaha Illallah Wa Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah."

Lantas paderi dan orang-orang yang hadir di gereja itu terus memeluk agama Islam. Sungguh Allah telah menganugerahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda Muslim yang bertakwa.**

kisah yusof Islam msok Islam

(Cat Stevens – Yusof Islam)

Cat Stevens yang bertukar menjadi Yusof Islam, masuk Islam kerana sebuah buku “Terjemahan Al-Qur’an”, yang diterjemahkan oleh A. Yusof Ali.

Abang Cat Stevens adalah seorang paderi yang cukup kuat Kristiannya. Tiba-tiba abangnya masuk Islam. Pada mulanya Cat Stevens terkejut, dia terfikir bagaimanakah seorang paderi boleh masuk Islam. Akhirnya dia menyimpulkan bahawa abangnya jenis orang gila, sekejap kuat agama Kristian, kemudian menjadi penganut agama Islam pula.

Cats Stevens terus menjalani hidupnya sebagai seorang penyanyi, sibuk dengan pertunjukan pentas sana sini. Pada satu hari, ketika hari jadinya, abangnya yang telah masuk Islam datang ke rumahnya ketika Cat Stevens sedang mengadakan parti hari jadinya. Abangnya mengucapkan selamat hari jadi dan terus menghadiahkan satu bungkusan dan berkata “Benda ini benda suci, tolong letakkan di tempat suci dan jangan kamu hina.” Dia pun ambil dan letakkannya di meja bilik tidurnya.

Setelah habis pesta hari jadinya ketika dia mahu tidur, dia teringat dengan bungkusan yang diberikan oleh abangnya. Apabila dia buka bungkusan tersebut, itulah pertama kali dia terlihat sebuah buku dengan perkataan di kulitnya THE HOLY QU’RAN (Kitab Suci Al-Qur’an). Apabila dia melihat sahaja kitab itu dia terasa sesuatu yang ganjil dalam hatinya.

“Aku buka buku dan aku cuba baca maknanya yang terdapat dalam Bahasa Inggeris, dari satu perkataan ke satu perkataan, dari satu ayat ke satu ayat, aku baca! Baca! Baca! Aku terasa satu macam dalam diriku. Aku tak tahu bagaimana nak gambarkannya tetapi aku memang rasa satu macam. Bermula dari situ, ke mana saja aku pergi, baik ke pertunjukkan pentas atau latihan muzik atau ke mana saja, aku bawa buku itu, aku bawa dalam beg pakaianku. Apabila selesai pertunjukkan pentas, balik ke hotel aku akan sambung baca. Begitulah dari semasa ke semasa.”

Akhirnya Cat Stevens memasuki agama Islam dan menjadi penganut agama yang begitu taat sehingga dia menjadi pendakwah Islam pula sehingga sekarang ini. Namanya Cat Stevens juga ditukar kepada Yusof Islam.

Begitulah keadaannya apabila seseorang itu memahami Islam sebelum masuk Islam. Dia memahami setiap seelok-belok dan hukum Islam serta hati sanubarinya benar-benar yakin dengan Islam, barulah dia masuk Islam. Apabila sudah yakin, imannya tidak bergoyang.

Al-Qur’an Dan Islam Dari Kacamata Barat

Al-Qur’an diturunkan sebagai mukjizat kepada Rasulullah saw untuk dijadikan panduan semua umat manusia. Di dalamnya terkandung pelbagai sistem kehidupan yang bersesuaian dengan fitrah manusia. Al-Quran bukan semata-mata untuk bangsa Arab walaupun ditulis dalam bahasa Arab. Al-Qur’an adalah kitab yang agung untuk umat Islam. Membacanya adalah ibadah manakala mengamalkannya satu kewajipan. Firman Allah s.w.t. bermaksud:

“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk kepada jalan yang lurus dan memberi berita gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan amal soleh bahawa bagi mereka ada pahala yang besar.” (Surah Al-Isra’ 17:9)

Sabda Rasulullah s.a.w. bermaksud:

“Aku tinggalkan kamu dua perkara, kamu tidak akan sesat selama mana kamu berpegang dengan kedua-duanya, iaitu kitab Allah (Al-Qur’an) dan sunnahku.” (Riwayat Abu Daud)

Namun, Al-Qur’an adalah kitab yang digeruni oleh orang Eropah (bukan Islam). Mereka berasakan kitab ini amat berbahaya

Orientalis menakut-nakutkan dunia Barat akan bahaya Al-Qur’an, iaitu kumpulan yang ditundukkan oleh kemahuan individu dan tujuan politik yang telah dipertanggungjawabkan untuk mendedahkan bahaya Al-Quran melalui kajian yang dianggap ilmiah. Usaha mereka itu betul tetapi disesatkan dengan berbagai cara. Ketika golongan ini mengkaji al-Quran secara mendalam dan diamati dasarnya yang asas, keistimewaan yang unggul ternyata di dalamnya terdapat seruan untuk bersatu, berpegang kuat dengan tali Allah, bekerjasama untuk kebaikan, meningkatkan ketakwaan, peringatan dari kezaliman, melarang mengejek orang lain atau mengintai-intai, peringatan supaya tidak mengumpat, mengadu domba, gesaan kepada sifat benar, amanah, adil, menuruti janji, gesaan mencari ilmu dan melepaskan diri daripada kejahilan serta peraturan bagaimana menangani kehidupan di dunia ini.

Apabila perkara ini diketahui, orientalis cuba untuk menutup hakikat ini dan menjauhkan orang Islam daripadanya. Mereka segera berjumpa penjajahan lama dan baru serta memberitahu bahawa al-Quran ini adalah kitab yang berbahaya bagi mereka. Kononnya ia mengandungi dasar yang akan membangun dan menundukkan dunia sekiranya dapat difahami ajarannya dan dipraktikkan, justeru pengikutnya akan menguasai muka bumi ini. Ini bermakna umat Islam, jika mengetahui kitab mereka dengan sebenar-benar makrifah dan dilaksanakan dengan sempurna, maka penjajah akan menerima kecelakaan. Oleh itu, mereka sentiasa berusaha bersungguh-sungguh supaya al-Quran tidak diketahui dan dasarnya akan terpisah daripada orang Islam dan serta boleh dipraktikkan.

Barat akan berasa takut dan gementar apabila adanya semangat Islam di setiap tempat di dunia atau sekarang dikenali sebagai kebangkitan Islam. Sekiranya dirancang dengan teratur dan rapi, ia akan kembali kepada al-Quran, justeru ia akan menanamkan semangat dan ketinggian di hati umat Islam untuk menentang musuh Islam. Inilah perkara yang mengancam kepentingan Barat di dunia Islam.

Sebagaimana firman Allah s.w.t. bermaksud:

“Kamu [umat Islam] adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh berbuat kebaikan dan melarang berbuat kejahatan dan beriman kepada Allah.” (Surah Ali Imran: 110)

Media Timur dan Barat berusaha menggambarkan gerakan Islam di dunia Islam sebagai pelampau, ekstrim, fanatik, mundur, taksub, pengganas dan semua istilah yang ada di dalam kamus bahasa bagi perkataan seumpama ini. Dunia Barat dan Timur semua bersepakat supaya Islam jangan bangkit lagi tetapi orang Islam tidak sedar hakikat ini sebenarnya. Usaha mestilah dijalankan supaya pandangan orang Islam berubah, dengan beranggapan bahawa untuk menyelamatkan umat Islam mestilah mengikut cara sekular Barat, dengan itu dakwah daripada orientalis akan melangkah untuk memperbaiki Islam.

Islam pada anggapan mereka adalah agama yang beku dan tidak selaras dengan zaman moden manakala seruan yang ditujukan kepada umat Islam adalah sesuatu yang asing tetapi mereka mesti melakukannya untuk agama. Dakwaan itu adalah percubaan untuk mengubah pandangan orang Islam terhadap Islam dan menjadikan Islam lebih hampir kepada orang Kristian setakat yang boleh.

Sebahagian masyarakat Islam telah terpengaruh dengan fahaman orientalis ini, sebagai contoh buku yang dikeluarkan di Jerman pada 1981 bertajuk Azmat al-Islam al-Hadith (Krisis Islam Sekarang). Buku dihasilkan pengarang Islam Arab yang bertugas sebagai profesor di Universiti Jerman itu menyeru dengan bersemangat sekali supaya mengambil contoh Barat dalam usaha untuk menjadikan agama sebagai ajaran akhlak, bukan ajaran yang berbentuk tanggungjawab yang mesti dipatuhi. Pada pendapatnya, itulah satu cara untuk menyelesaikan krisis Islam, justeru dapat memisahkan agama dengan urusan kehidupan mengikut bentuk sekular Barat. Jika dilihat pada masa sekarang, fahaman ini telah semakin menular di kalangan masyarakat Islam khasnya.

Di setengah negara Islam sekular, sudah ada yang melayani pemikiran Islam seperti melalui pemikiran Mark kerana anggapan mereka Islam adalah berbahaya dan wajib diperangi serta dihukum pendakwahnya. Penjajah telah membuat perancangan rapi untuk melemahkan Islam dan menjauhkan mereka daripada dasar Islam. Ia akan menghalang apa saja percubaan untuk menyatupadukan semua umat Islam sekali lagi. Penjajah mendapati umat Islam sendiri yang merelakan diri mereka untuk dijadikan alat bagi tujuan penjajah itu. Kita tidak akan menemui kenyataan itu daripada mulut mereka tetapi inilah yang tercatat di dalam watikah rahsia penjajah sendiri.

Politik orientalis yang menyokong Arab di dalam peperangan yang besar (yang pertama) hanya semata-mata satu strategi untuk menghancurkan kekuatan Turki. Malah, ia juga sebagai strategi untuk memisahkan penguasaannya terhadap dua bandar suci, Makkah dan Madinah, daripada khalifah Uthmaniyah yang memerintah pada waktu itu. Perkara yang paling menggembirakan orientalis ialah Kamal Ataturk tidak hanya meletakkan pembaharuan yang jauh kesannya dan akhirnya menolak lambang Turki sebagai negara Islam.

Benarlah sebagaimana firman Allah s.w.t bermaksud:

“Orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikut agama mereka. Katakanlah: Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk sebenar. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (Surah Al-Baqarah: 120)

Ayat ini dikuatkan lagi dengan hadis Rasulullah saw bermaksud: “Kamu akan mengikut tatacara orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga walaupun mereka itu masuk ke lubang biawak, kamu turut sama ke dalamnya.”

Sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, adakah (yang dimaksudkan) mereka itu Yahudi dan Nasrani?” Baginda menjawab: “Siapa lagi.” (Riwayat Muslim)

Biduk berlalu kiambang bertaut, walaupun terdapat celaan dan cacian, propaganda serta diserang dengan bermacam tuduhan, terutama daripada mereka yang memusuhi Islam, masih ada ahli fikir Barat atau orientalis yang tidak sempit hatinya mahu menyelami Islam dan jiwa junjungan kita, Muhammad saw. Mereka mengkaji sejarah umat yang dihidupkan oleh tuntutan wahyu Ilahi itu, seperti Thomas Carlyle, mengaku bahawa Nabi Muhammad itu bukan orang biasa dan Al-Qur’an itu bukan suatu hasil kesusasteraan belaka.

Edward Gibbon (1737-1794), seorang ahli sejarah Inggeris, berkata mengenai al-Quran seperti berikut:

“Al-Qur’an itu adalah sebuah kitab agama, kitab kemajuan, kenegaraan, persaudaraan dan perundangan. Al-Qur’an mengandungi isi yang lengkap, daripada urusan ibadat, akidah, akhlak hingga pekerjaan sehari-hari dan daripada urusan rohani hingga jasmani seterusnya. Ia juga menerangkan segala pembalasan atas amalan manusia. Sebab itu amat besar perbezaan al-Qur’an dengan Bible. Dalam Bible, tidak ada peraturan yang berhubung keduniaan melainkan cerita untuk penyucian diri. Bible tidak boleh menandingi al-Quran kerana al-Quran bukan saja menerangkan kaitan amalan kegamaan, bahkan mengupas asas politik kenegaraan. Al-Quran menjadi sumber undang-undang dasar memutuskan semua perkara yang berhubung dengan material kejiwaan.”

Ini adalah antara pandangan cendikiawan Barat yang mengkaji Al-Qur’an berdasarkan fahaman yang benar.

Firman Allah s.w.t. bermaksud:

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan Kamilah yang memelihara dan menjaganya.” (Surah Al-Hijr: 9)

Ayat ini adalah jaminan daripada Allah s.w.t. bahawa Al-Qur’an tetap akan terpelihara daripada sebarang perubahan dan akan terus kekal hingga ke hari kiamat. Oleh itu, umat Islam perlu sedar hakikat ini supaya mereka mengkaji Al-Qur’an dan menghayati kandungannya, lebih-lebih lagi pada era globalisasi ini supaya kita tidak tertipu dengan dakyah yang dibawa musuh Islam.


KISAH SEORANG PEJUANG

Bookmark and Share

Membaca buku Kisah Saya Pejuang Islam tulisan Mohamad Mahbub Hussain atau Ed Hussain memberikan kita satu interpretasi betapa kecewanya seorang anak muda yang tertarik dengan pertubuhan Islam akhirnya terpaksa meninggalkannya disebabkan tidak bersetuju dengan kaedah dan falsafah perjuangan.

Ed Hussain merupakan seorang pemuda Britain di mana ayahnya berketurunan India, manakala ibunya berketurunan Bangladesh, mewarisi pendidikan Islam berdasarkan kaedah pendidikan tradisi. Seawal usia kanak-kanak beliau dididik dengan Islam tradisi berdasarkan skop pendidikan melalui bimbingan orang tua dan mendengar ceramah.

Sewaktu berusia 16 tahun (tahun 1991), Ed Hussain mula berjinak-jinak dengan gerakan Islam yang memperjuangkan penegakan sebuah negara yang diperintah berdasarkan politik Islam. Beliau mula tertarik dengan pendekatan sistem pemerintahan berasaskan khalifah yang dianjurkan oleh Maududi melalui penglibatannya dalam Young Muslim Organization (YMO) di masjid London Timur. YMO adalah sayap pemuda Jematul Islami yang dipeloporkan oleh Maududi.

Buku ini merupakan terjemahan dari buku Inggeris, Islamist yang diterbitkan oleh Penguin Books pada tahun 2007 manakala edisi terjemahan bahasa Indonesia diterbitkan oleh Alvabet, 2008 dengan jodol, Matinya Semangat Jihad dan edisi berbahasa Melayu diterbitkan bulan lepas oleh ZI Publications Sdn. Bhd.

Sekurang-kurangnya kita dapat mengenali bahawa Ed Hussain yang kini telah meninggalkan gerakan politik Islam merupakan sosok peribadi yang terumbang-ambing antara pilihan setengah masak di zaman remaja dengan keperluan melanjutkan pendidikan tinggi. Semasa menjelaskan pilihannya, Ed Hussain amat gundah apabila ayahnya pernah menjelaskan bahawa:

Sekiranya ayah tertangkap saya menghidu kokain, ayah akan merujuk kepadanya dulu sebelum memaafkan atau menasihatinya saya. Tetapi saya pasti ayah tidak akan menerima mana-mana pertubuhan yang dianggapnya sebagai musuh Tuhan; para pengikut Mawdudi dan para aktivis di masjid London Timur…Menurut ayah, ia (Jamaatul Islami) sebuah organisasi politik yang mencurigakan, yang menggunakan Islam sebagai alat politik dan merendah-rendahkan ajaran-ajaran Nabi Muhammad.” (hal. 32 -35)

Sebagai seorang anak muda yang mula terpengaruh dengan gerakan politik Islam, Ed Hussain mula mencuri masa meluangkan masa belajar dengan mengunjungi masjid London Timur untuk menyertai YMO. Ia mula meninggalkan masjid Brick Lane yang selama ini menjadi tempat berjemaah dan mendengar ceramah-ceramah agama kerana dianggap bebas daripada pengaruh Islam politik.

Perkenalan Ed Hussain dengan Abdullah Falik menyebabkan mula berjinak-jinak menyusun kegiatan berpersatuan dan meninggalkan pendidikan moden. Melalui Abdullah Falik, Ed Hussain mula diperkenalkan dengan pemimpin-pemimpin YMO dan terpengaruh dengan ideology politik yang berteraskan pendekatan Mawdudi, iaitu menegakkan sebuah negara berasaskan sistem pemerintahan khalifah.

Di Masjid London Timur, Ed Hussain mula menyedari bahawa “Saya tertarik dengan kawasan solat kaum wanita, yang diurus dengan kemas di sebalik tabir di tingkat atas. Di Masjid Brick Lane, kaum wanita tidak dibenarkan memasuki masjid; ia tidak pula menjadi hal di London Timur, yang kelihatan seperti satu kemajuan bagi kewanitaan.” (hal. 37). Perbezaan tanggapan itu merupakan titik yang memulakan langkah Ed Hussain untuk terus meninggalkan kedua orang tuanya berjuang dalam kumpulan aktivis Islam.

Pada mulanya kunjungan ke Masjid London Timur secara curi-curian, akhirnya setelah diterima masuk dan diberikan tanggungjawab mengatur pertemuan dengan lain-lain kumpulan, Ed Hussain mula menjauhkan diri dengan kedua orang tuanya.

Pada bulan Januari 1992, ketika mencecah umur 17 tahun, Ed Hussain mengambil peluang untuk berdamai dengan mengurangkan “penglibatan dengan YMO selama dua bulan” kerana “ingin meraih semula sedikit kehangatan dan cinta lama yang pernah disemai ibu dan ayah.” Tetapi, jiwa muda yang terlalu kuat terpengaruh dengan politik Islam menyebabkan Ed Hussain membuat pilihan meninggalkan keluarga.

Dengan menulis nota perpisahan pada suatu malam dalam musim panas, beliau menyusup keluar dari rumah tanpa bekalan wang dan sehelai sepinggang menuju ke Masjid London Timur.

Pada malam yang sunyi dan kelam saya berjalan di sepanjang Commercial Street menuju ke masjid London Timur…Inilah satu perjalanan yang jauh dan sepi…Anehnya, saya tidak rasa Tuhan berpihak kepada saya. Saya rasa ia adalah pertarungan antara ayah dan saya: saya mesti menang. Mencabar saya bermaksud mencabar gerakan Islam.”(hal. 61)


Selepas beberapa lama dalam gerakan YMO, Ed Hussain mula berjinak-jinak dengan kumpulan Hizbut Tahir dan berusaha menubuhkan cawangan di Whitechappel, dan di samping berusaha melanjutkan pelajaran di peringkat A Level di Newham. Ed Hussain mula mendengar nama Syed Qutb dan semakin menyanjungi perjuangan Ikhwanul Muslimin dengan menyeludup masuk Milestones (Petunjuk Sepanjang Jalan) serta Communist Manifesto.

Buku Milestones dan tafsir al-Quran oleh Syed Qutb menjadi bacaan wajib. Menurut Ed Hussain, “apabila membaca buku Milestones, saya berasa begitu marah kepada orang kafir. Islam sebenar telah dikalahkan oleh para imperialis dan ejen-ejen mereka, iaitu pemimpin-pemimpin dunia Islam. Kami mesti merampas semula kepimpinan negara-negara Islam dan menolak budaya barat…dengan mengisytiharkan jihad Total adalah satu-satunya cara menyingkir presiden-presiden dan putera-putera Arab yang tidak beriman.” (hal. 67)

Buku ini sebenarnya merupakan kritik Ed Hussain terhadap pergerakan Islam yang menyasarkan perjuangan membentuk sebuah negara Islam secara total. Melalui penglibatan seawal usia 16 tahun, Ed Hussain melibatkan diri dalam kegiatan dakwah, menjadi anggota Islam fundamentalis, pengikut Islamist yang ekstrimis dan Islam politik seperti Ihkhwanul Muslimin, Hiz ut-Tahir dan Maat-e-Islami.

Beliau turut terlibat dengan Young Muslim Organization (YMO), Islamic Forum Europe (IFE), Dawatul Islam, Islamic Spciety of Britain (ISB), Islamic Foundation in Leicestetr dan Muslim Council of Britain (MCB). Sepanjang penglibatan itu beliau melihat banyak kesalaha-kesalahan telah berlaku dan akhirnya mengambil keputusan untuk kembali ke pangkal jalan.

Sepanjang penglibatannya, Ed Hussain sentiasa berkonflik dengan dirinya mengenai menjadi seorang Islam yang sebenar dan meneruskan perjuangan Islam politik. Menurut beliau:

Kehidupan saya dipenuhi dengan kemarahan, kekeliruan dalaman, keinginan mendominasi segala-galanya dan kegagalan saya untuk menjadi seorang Islam yang baik. Saya mulakan perjalanan ini kerana ma”mahukan lebih Islam” tetapi berakhir dengan kehilangan inti patinya.” (hal. 200-201)

Setelah berkenalan dengan Faye, Ed Hussain menjadi semakin keliru dengan pilihan perjuangannya. Perkenalan itu akhirnya membawa mereka kehidupan bekeluarga dan meneruskan “pengajian dan mengejar karier masing-masing.” Setelah dibangkitkan dari dalam pasangan tersebut mula mempelajari bahasa Arab agar dapat memahami Islam dengan lebih baik dan meninggalkan pergerakan Hizbut Tahir disifatkan sebagai satu pergerakan yang mengabaikan hubungan keluarga.

Kerana itu, Ed Husain mempersoalkan “Bagaimana orang Hizbi sanggup menyingkirkan ibu bapa mereka dengan begitu mudah? Tidakkah mereka tahu tentang seorang lelaki yang mahu menyertai ekspedisi ketenteraan lalu Nabi berpesan kepadanya bahawa menjaga kedua ibu bapa yang sudah tua adalah lebih penting daripada berjihad? “ (hal. 211)

Membaca buku setebal 390 halaman ini memberikan kita gambaran mengenai sikap dan asas perjuangan kelompok-kelompok yang mengatasnamakan Islam. Kita dapat memahami kenapa adakalanya kelompok-kelompok politik Islam melibatkan diri dalam percaturan ideologi dan tindakan agresif apabila asas perjuangan mereka dicabar atau bertentangan dengan kelompok yang lain. Namun yang lebih penting ialah bagaimana pemikiran Mawdudi, Syed Qutb dan Taqhi Nabhani telah menyebabkan ramai pemuda Islam melihat bahawa mewujudkan sebuah negara Islam total adalah penting walaupun terpaksa dilakukan melalui kekerasan.

Buku ini dikritik hebat oleh penyokong-penyokong Hizbut Tahir kerana dianggap apa yang ditulis Ed Hussain itu merupakan pandangan seorang anak muda yang keliru, berfahaman secular dan penuh kebencian terhadap kelompok Islam politik. Oleh sebab itu Ed Hussain dianggap cuba membuat tuduhan liar terhadap perjuangan Mawdudi, Qutb dan Nabani sebagai ekstrimis dan melampau. Kerana tulisan tersebut jugalah Ed Hussain pernah mengalami ketakutan yang mendalam dan diancam dengan pelbagai ugutan.

Andrew Bosso mengkritik buku tersebut kerana pengarangnya “mempunyai kelemahan pengetahuan teologi dan hukum Islam sebagaimana yang diasaskan oleh para ulamak.” Zainudin Sardar pula menganggap penerbitan buku ini sebagai “to have been drafted by Whitehall mandarin as a PR job for the Blair government” kerana tidak lama selepas meninggalkan gerakan Islam, Ed Hussain bekerja dengan parti buruh pimpinan Tony Blair.

Walau apa pun kritik dan pujian ke atas buku ini, Ed Hussain tetap dianggap sebagai seorang muda yang berani mendedahkan sikap sebenar gerakan Islam dari dalam dan yang lebih penting ialah niat sebenar perjuangan mereka, iaitu menegakkan sebuah negara Islam total dengan apa cara sekalipun. Selagi negara Islam total tidak wujud, maka selama itulah pergerakan Islam akan melancarkan aktiviti jihadnya.

Tetapi, bagaimana bentuk sistem negara Islam total masih belum jelas, sama ada dengan menegakkan sistem berdasarkan khalifah ataupun model Iran? Itulah yang mungkin akan menyebabkan gerakan Islam terkapai-kapai mencari arah.Melalui pendedahan Ed Hussain, sekurang-kurangnya kita dapat memahami bahawa politik ala-Machieveli tetap berlaku dan seolah-olah menjadi mauduk perjuangan mereka. Inilah menyebabkan Ed Hussain kecewa dalam perjalanan jihadnya.

 
Blogger Templates by Wishafriend.com